Namaste from India: October 2006

Sunday, October 22, 2006

DUNIA KHOSLA


bagi teman-teman setanah air yang pernah mondok di Khosla Bhawan,
bagi rekan-rekan sesama foreigner yang pernah mondok di Khosla International House,
bagi siapa saja yang pernah mempelajari teori Khosla,
dan bagi junior ditanah air yang sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke negeri Khosla.

Khoslaians,…khoslaians….wherever you are!

Kami dan rekan-rekan asing lainnya yang belajar Water Resource Engineering di IIT Roorkee-India ini, tidak bisa melepaskan diri dari nama Khosla. Sejak awal kami turun dari bus penjemputan di kampus ini, nama pertama yang kami lihat adalah Khosla, yaitu nama Hostel kami A.N. Khosla Bhawan. Selagi belajar di perkuliahan, kami masih lagi menemui nama Khosla di beberapa mata kuliah. Sewaktu kami ingin mencantumkan alamat tempat kami tinggal, lagi-lagi nama Khosla tidak bisa kami lewatkan. Pokoknya selama kami berada di kampus ini, di kota Roorkee ini, bahkan di negeri yang unik ini, nama tersebut masih sering kami temui. Khosla.... Khosla... Khosla..... makhluk apakah itu?. Ternyata setelah saya telusuri jejak – jejak Khosla itu, baru saya sadari memang keberadaan Departemen tempat kami belajar ini (Department of Water Resources Development & Management), bahkan institusi pendidikan yang cukup bergengsi ini (IIT Roorkee) tidaklah dapat melupakan nama Khosla atas jasa-jasanya, bahkan bagi bangsa India sendiri.

Mari saya ajak sekilas menelusuri jejak-jejak Khosla!


A.N. Khosla (1892-1984) : Insinyur ahli irigasi dan visionaris.

AJUDHIA NATH Khosla lahir pada tahun 1892 di Jallunder, Punjab Timur.Setelah lulus dari sekolah menengah tahun 1908, dia meraih B.A. dengan penghargaan dari Dayanand Anglo Vedic College, Lahore tahun 1912. Kemudian masuk the Thomason College of Civil Engineering pada tahun 1913 dan lulus tahun 1916.

Khosla memulai karirnya pada Seksi Irigasi di Departemen Pekerjaan Umum Punjab.
Tugas pertamanya (September 1917 – Maret 1921) adalah melaksanakan survey dan investigasi untuk Proyek Bhakra Dam. Selama kurun waktu tersebut, Khosla menghabiskan 18 bulan dengan bepergian ke Mesopotamia (Irak) sebagai Koordinator bersama the Indian Expeditionary Force. Selama bertugas, Khosla telah menunjukkan bakat inovatifnya dengan mengembangkan Khosla Disc untuk penepatan rata melintang sungai dan lembah sungai yang lebar. Dari tahun 1921 sampai 1926 dia terlibat dalam pembangunan Suleimanke Barrage.

Pada tahun 1931 Khosla ditugaskan ke Amerika Serikat dan Eropa untuk mempelajari reklamasi tanah, waterlogging, dan teknik-teknik terbaru dalam perencanaan dam. Sekembalinya dia ditempatkan pada Proyek Panjnad Sutlej Valley Canals.

Pengembangan Sumber Daya Air (Water resources development)

Antara bulan Juni dan September 1936, sewaktu bertugas di Cabang Hafizabad, dia menulis sebuah mahakarya dibidang teknik sumber daya air, yaitu The design of weirs on permeable foundation. Penerbitan bukunya tersebut telah mengubah secara drastis teknik desain struktur-struktur bangunan air di India dan luar negeri. Buku tersebut tidak hanya secara jelas menerangkan aspek-aspek teori aliran rembesan bawah bendung (seepage flow) namun juga menampilkan metoda yang lengkap, simpel dan andal bagi pendesainan bendung / dam. Khosla berkesempatan menerapkan metodanya pada perencanaan Trimmu Barrage, yang pembangunannya hanya selama 2 tahun (1937-1939), dari normalnya semestinya 4 sampai 5 tahun. Atas prestasinya yang luar biasa itu, Khosla dipromosikan sebagai Superintending Engineer di tahun 1939 dan Chief Engineer di tahun 1943. Di dalam kedua kapasitas ini, Khosla bertanggung jawab pada proyek Bhakra Dam yang dibanggakan itu.

Di tahun 1945 dia ditunjuk sebagai First Chairman dari Central Waterways, Irrigation and Navigation Commission yang baru dibentuk. Selama delapan setengah tahun pengabdiannya, Khosla telah membentuk lembaga ini menjadi sebuah organisasi terkemuka di dunia diantara organisasi-organisasi sejenisnya, dimana lembaga ini juga melaksanakan perencanaan desain pembangunan proyek-proyek sumber daya air yaitu Bhakar, Chambal, Damodar Valley, Hirakund, Kosi, Narmada dan Tapti. Menjelang tahun 1950, Bhakra Control Board didirikan. Khosla ditunjuk sebagai Vice-Chairman dan akhirnya Chairman dari Board of Consultant.
Mahanadi Valley Project diselesaikan pada awal 1957, dengan rekor waktu 12 tahun, dari mulai proyek sampai penyelesaian proyek dengan skala sebesar itu. Oleh sebab itu, Khosla dijuluki “the Father of the River Valley Projects in India”.

Sebagai Sekretaris Khusus Pemerintah India (1953-1954), Khosla memimpin delegasi ke PBB untuk penyelesaian sengketa dengan Pakistan atas masalah Sungai Indus. Negosiasi ini berakhir pada proposal Bank Dunia yang menjadi dasar Water Treaty antara India dan Pakistan.

Pembangun Lembaga Pendidikan (An institution-builder)

Pada tahun 1945, Khosla diangkat oleh Perdana Menteri Jawaharlal Nehru sebagai Indian Vice-Chancellor pertama dari almamaternya, the Thomason College of Civil Engineering, yang diubah namanya pada tahun 1948 menjadi University of Roorkee, dan terakhir menjadi Indian Institute of Technology Roorkee (2002).
Prestasinya di bidang yang benar-benar baru ini tidak kalah luarbiasanya dari seorang insinyur yang profesional. Selama pengelolaannya dari tahun 1954 sampai 1959, Khosla telah berhasil mengubah institusi pendidikan ini dari college yang kecil bereputasi menjadi Universitas Teknik terpandang, mencakup pendidikan sarjana dan pasca sarjana dimana dia juga terlibat dalam penelitian dan pengembangan (litbang). Dia adalah pendiri dua departemen teknik spesialis, yang membuat Universitas ini terkenal didunia international yaitu
Water Resources Development Training Centre
(sekarang WRD&M Dept.) dan the School of Research and Training in Earthquake Engineering Department. Dia memperoleh penghargaan Doctor Honoros Causa dari Universitas ini.

Pada tahun 1959, Khosla diminta oleh Jawaharlal Nehru untuk menjadi anggota Planning Commision. Sebelumnya dia juga adalah anggota Rajya Sabha dari April 1958 sampai Oktober 1959. Pada tahun 1962, dia dilantik sebagai Gubernur Negara Bagian Orissa, sekaligus menjadi insinyur profesional pertama yang diberi jabatan setingkat itu. Penunjukkan ini menjadi peristiwa bersejarah bagi para Insinyur di negara India. Selama 6 tahun jabatannya sebagai Gubernur, dia bekerja semata-mata untuk kesejahteraan negara bagian tersebut. Aktifitasnya tidak terbatas hanya pada bidang formil saja, tetapi dia juga telah menyumbangkan banyak uang dari saku pribadinya untuk pendidikan bagi kaum wanita dan penduduk kampung di daerah-daerah terbelakang Orissa.

Setelah pensiun tahun 1968, dia masih mendukung institusi-institusi tersebut baik dari uangnya sendiri ataupun dari sumbangan masyarakat. Jasa-jasanya masih dikenang oleh rakyat di negara bagian itu.

Dr. Khosla dianugerahi penghargaan Padma Vibhushan pada tahun 1968 oleh Pemerintah India. Dia meninggal pada usia 92 tahun, dan tetap aktif dan dinamis sampai hampir akhir hayatnya sebagai ahli irigasi dan visionaris.

Pernah terlintas dibenak saya, kalau calon dokter punya Janji Hipocrates, bisa-bisa juga suatu hari nanti calon Water Resources Engineer dari IIT Roorkee ini berkewajiban moral mengucapkan Janji Khosla. Tapi apa ya kira-kira bunyinya.

Sekali lagi saya tidak bisa melepaskan nama Khosla di bagian akhir tulisan ini, ya, memang tulisan ini saya buat di kamar saya tercinta, kamar S-9 A.N. Khosla Bhawan.



di depan hostel kami, AN Khosla Bhawan


di depan hostel Khosla International House
(d/h. Asia-Africa Hostel)


dari berbagai sumber,
Suhu 22 derajat celcius di S9 Khosla Bhawan.
Near Winter, After Diwali and Near Ied, Oktober 2006.


Read more!

Thursday, October 19, 2006

NON LINEAR : perenungan kecil

Non Linier

Aku menolak untuk hidup linier!
Jadi bagian kumpulan titik stasioner,
pada satu sistem non-imajiner.

Karena sebuah langkah yang terprediksi
dari rangkaian titik ekstrapolasi,
hanya membuat kejutan di titik bifurkasi
jadi perulangan pengalaman yang basi!

Itu bukan puisi karya saya, puisi tersebut kebetulan saya temukan tercecer dilantai sebuah blog milik intelektual muda yang sedang menuntut ilmu di Jepang. Dalam pengembaraan saya di dunia virtual, kadang-kadang saya sengaja melongok masuk ke blog-blog orang lain dengan harapan siapa tahu bisa membawa pulang segenggam bait literer ataupun secarik ide kusam berlumuran karat digital. Setidaknya masih ada sisa-sisa sari yang dapat saya hisap.

Puisi itu memikat hati saya, pertama, karena unsur rimanya begitu mengena, kedua, kata-katanya bermandikan aroma ilmiah, ketiga, terasa sekali nuansa pemberontakan seorang anak muda dan setelah membaca puisi itu saya jadi gundah, saya ingat umur saya yang tidak belia lagi, sudah lebih dari seperempat abad ditambah sewindu.
Kenapa saya gundah? Seandainya dulu sewaktu saya masih belia, katakanlah baru lulus kuliah, baru jadi sarjana sudah menemukan puisi itu, mungkin jalan hidup saya tidak seperti ini.

Roh puisi itu cepat sekali merasuk ke dalam jiwa saya, bahkan disaat ini, apalagi sewaktu saya belia dulu. Mungkin jalan yang akan saya lalui penuh tantangan, mendaki, terjerembab, bangkit lagi dan jelas tidak linear seperti sekarang ini. Langkah-langkah kaki saya pastilah sangat dinamis, lincah melewati jalan yang berlubang, menghindari becek dan air kotor tergenang, dan bukan langkah yang statis dan pelan. Kehendak hati saya tentunya menggebu-gebu didorong oleh imaginasi yang liar menggelora, dan bukannya masuk sebuah sistem yang non-imajiner seperti ini. Ya, memang langkah kaki saya saat ini telah terencana karena sistem yang mengaturnya, walaupun kadang-kadang belum bisa ditebak, tapi bisa diprediksi dari jejak kaki yang lampau dan ayunan langkah berikutnya. Dinamikanya dingin dan tidak meletup-letup, paling-paling variasinya ketika ada langkah yang tidak sesuai rencana. Membosankan. Monoton. Ya, sistem yang pegang kendali.

Ah, sudahlah, itu hanya impian anak muda, sekarang tugas didepan sudah menunggu, menata hidup yang sudah teratur ini menjadi hiperbolik, tidak terlalu linear, ya memang saya rasa hidup kita di dunia ini laksana hiperbolik, suatu saat setelah berada dipuncak, kita pelan-pelan menurun tapi tidak sampai ketitik nadir lagi.
Sampai disini, anak muda itu salah, hidup tidak selalu linear, apalagi bagi orang-orang seperti saya yang tiap pagi masih harus selalu membersihkan kaca jendela dari embun ketika ingin melihat ke dunia luar. Tiap pagi kaca itu buram lagi karena embun yang jatuh dan berkumpul, apakah harus saya pecahkan kaca itu? Ah, sudahlah kalau kaca itu pecah, apalagi yang akan dibersihkan tiap pagi. Rutinitas ini kadang-kadang saya nikmati sambil bertanya-tanya akankah ada perubahan diluar sana hari ini setelah kaca ini bersih.

Lain waktu akan saya kembalikan puisi itu ketempatnya lagi, di blog anak muda yang intelektual itu. Paling tidak saya sempat merasakan gejolaknya. Tidak lebih.


Khosla Bhawan, menjelang Winter 2006.


Read more!

Wednesday, October 11, 2006

KIRAN DESAI


Indian novelist Kiran Desai won the Booker Prize on Oct 10, 2006 and become the youngest woman ever to capture one of the world’s most prestigious literary awards.


She won the £50,000 prize at her first attemp for her sweeping novel
The Inheritance of Loss, while her mother Anita Desai was three times shortlisted for the Booker.
Right till the end, Desai had been rated a rank outsider and 5th to win on the six-name Booker shortlist.

The extraordinary achievement makes the 35-year-old Desai the youngest woman ever to win the Booker, after nine years a distinction previously enjoyed by
Arundhati Roy.

“The debt I owe my mother is so profound that I feel the book is hers as much as mine,” she told the distinguished gathering.

Desai engagingly admitted that The Inheritance of Loss, an exploration of post-colonial chaos and despair in
Kalimpong and Manhattan that took her eight years to write, did revolve around the same initial storyline as Anita’s novel Fire on the Mountain (1977).

Water Resources Devt. In IIT Roorkee-India
.

Read more!

Monday, October 09, 2006

THE WORLD IS NOT ENOUGH


BUMI INI TIDAK CUKUP BAGI INDIA & CINA YANG TERUS BERKEMBANG

Bumi ini kekurangan energi, lahan subur serta air sehingga India dan Cina yang padat populasi dan cepat perkembangannya dapat mengkonsumsi sumberdaya yang setingkat dengan negara-negara Barat, demikian laporan oleh sebuah think tank lingkungan hidup di Washington.

The Worldwatch Institute, demikian nama think tank tersebut, menyebutkan bahwa India dan Cina yang saat ini maju perekonomiannya (dulunya terkucil dalam ekonomi dunia), sekarang tidak hanya menjadi kekuatan ekonomi dunia, namun juga merupakan kekuatan planet yang sedang membentuk biospira global dan menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi dunia.

Laporan State of the World 2006 itu mengatakan bahwa keajaiban ekonomi di India dan Cina saat ini dapat menyembunyikan krisis polusi air dan udara yang serius di negara-negara itu, sementara kebutuhan mereka akan sumberdaya mempercepat melambungnya harga-harga komoditi dan minyak dunia.

Kapasitas ekologi bumi ini sangatlah tidak cukup untuk memuaskan ambisi – ambisi Cina, India, Jepang, Eropa , Amerika Serikat (AS) serta negara-negara lain di dunia dalam cara yang berkesinambungan, demikian laporan setebal 244 halaman itu menyebutkan.

Seandainya India dan Cina, yang masing-masing populasinya 1 milyar lebih, digabungkan dengan pemakaian perkapita sumberdaya Jepang pada tahun 2030, maka mereka bersama-sama akan memerlukan seluruh isi planet Bumi ini untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Konsumsi perkapita minyak di India dan Cina, masing-masing 1/30 dan 1/15 dari pemakaian di AS. Bila saja mencapai setengah dari tingkat konsumsi AS, ini akan membuat kedua negara itu menkonsumsi 100 juta barel perhari, lebih dari total konsumsi dunia di tahun 2005 sebesar 85 juta barel perhari.

Menggambarkan grafik yang sama untuk konsumsi pangan, laporan itu menyatakan dengan seiringnya lahan pertanian yang menyempit dan dilanda masalah lingkungan, India dan Cina akan banyak mengimport pangan dari luar negeri dan akhirnya melonjakkan harga bagi konsumen.

AS yang populasinya 4.5% dari total populasi dunia dan mengkonsumsi sumberdaya dunia yang luar biasa besarnya, perlu untuk menggandeng India dan Cina sebagai pengambil keputusan dalam upaya global untuk menciptakan energi yang berkesinambungan.

Upaya untuk membujuk dua raksasa Asia itu bergabung seharusnya juga termasuk memberikan India dan Cina keanggotaan penuh Kelompok Delapan Negara Industri (G8), memasukkan Cina kedalam OECD (Organisation for Economic Cooperation and Development) dan memberikan India kursi tetap pada Dewan Keamanan PBB, demikian tulis laporan tersebut.

Water Resources Development, IIT Roorkee, India, 9 Oktober 2006.

Read more!

Wednesday, October 04, 2006

UMBERTO ECO



UMBERTO ECO’S ECO-NOMICS

Umberto Eco, born January 5, 1932 in Alessandria is an Italian writer of fiction, essays, academic texts, children’s books, and certainly one of the finest authors of the 20th century. Professor of semiotics at the University of Bologna, Eco’s brilliant fiction is known for its playful use of language and symbols, its astonishing array of allusions and references, and clever use of puzzles and narrative inventions.
His perceptive essays on modern culture are filled with a delightful sense of humour and irony. His ideas on semiotics, interpretation, and aesthetics have established him as one of academia’s foremost thinkers.

He teaches semiotics, the ‘scientific’ study of signs, a subject so complex and abstruse that only a few hundred people in the world have mastered its rudiments.
His breadth of knowledge is awe-inspiring : he speaks five modern languages fluently, is perfectly at home with classical Greek and laces his writing with long Latin quotations and obscure scholarly jokes. He is, to put it mildly, a colossus of learning, with the honorary doctorates and government honours to prove it.
Many claim he’s the most intelligent human being alive today.

The original title of a large essay written by Eco in 1975 on the subject of America’s obsession with simulacra and counterfeit reality. It was retitled Travels in Hyperreality in 1986 and included as the central piece in a book by the same title.

His Works :
The Name of the Rose
Foucault’s Pendulum
The Island of the Day Before
The Three Astronauts


His cool quotes :
1. “If I don’t have many things to do, I am lost”.
2. “The author should die once he has finished writing. So as not to trouble the path of the text”.
3. “Lying about the future produces history”.



S#9 AN Khosla Bhawan, IIT Roorkee, Roorkee – India, Oct 3,2006.
.

Read more!

Tuesday, October 03, 2006

KONFLIK SHIA – SUNNI

Beberapa teori konspirasi yang ada membuat kita percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi di Timur Tengah adalah karena minyak, termasuk invasi Amerika ke Irak. Kenyataanya tiga tahun setelah invasi, Amerika tidak mendapatkan satupun ladang minyak di Irak, tapi pembunuhan ratusan orang tiap minggu di Irak sebenarnya karena minyak.
Populasi di Irak, kurang lebih terdiri dari : 60% Arab Shia, 20% Arab Kurdi dan 12% Arab Sunni ( yang menjadi minoritas ).
Irak telah berabad-abad diperintah oleh Kaum Sunni. Dan kini, demokrasi telah menaikkan mayoritas Shia jadi penguasa, dan minoritas Sunni cemas dengan kedaan ini.

Ladang minyak terbesar di Irak berada di selatan (wilayah Shia) dan sisanya ada di utara (wilayah Kurdi). Tidak ada satu ladang minyakpun di wilayah Sunni yang berada di tengah-tengah negara itu. Undang-undang baru Irak telah lama molor karena perdebatan yang sengit mengenai pembagian hasil dari minyak.
Sebuah RUU menyebutkan bahwa minyak adalah milik rakyat Irak di semua wilayah.
RUU itu juga memberikan otonomi untuk tiga wilayah : Shia, Sunni dan Kurdi. Ini membuat Kaum Sunni khawatir bahwa dua wilayah lainnyalah yang akhirnya menikmati minyak tersebut.

Kita tidak dapat mengatakan pertempuran sengit antara milisi Sunni dan Shia hanya karena minyak semata. Konflik ini juga dipicu oleh ketegangan agama dan wilayah, juga keyakinan dari beberapa kaum Sunni bahwa mayoritas Kurdi-Shia adalah boneka Amerika. Namun, diatas dari semua ini adalah ketegangan karena minyak.

Ketegangan itu tidak terbatas di Irak saja, tapi sudah menyebar ke seluruh wilayah Teluk. Kaum muslim diwilayah itu menentang pendudukan AS, tapi semua pemerintah negara2 Arab mati-matian mempertahankan tentara AS tetap di sana. Kenapa? Karena mereka takut bila tentara AS mundur maka akan membuat Iran memperbesar skala pemberontakan Shia di semua negara pimpinan Sunni di wilayah Teluk. Populasi Shia sangat besar dan kadang-kadang dominan disepanjang garis pantai wilayah Teluk.

Sepanjang garis pantai adalah bagian dari Kekaisaran Sassanid Persia di abad ke- 7. Itulah sebabnya perairan tersebut disebut Teluk Persia. Kekaisaran Sassanid adalah pemeluk Zoroaster. Tapi tidak lama setelah itu, Islam menyapu seluruh Timur Tengah. Islam terpecah menjadi Shia – Sunni. Kaum Shia mendominasi Iran, Irak dan beberapa bagian di garis pantai Teluk. Kaum Sunni menguasai sebagian besar daerah lainnya, termasuk kota suci Mekah dan Medinah.
Timur Tengah dikuasai oleh Kekaisaran Ottoman dari abad ke-13 dan seterusnya. Kekaisaran ini tumbang setelah Perang Dunia I, dan Inggris mulai menguasai para sheik dan raja-raja disana.

Minyak telah mengubah wilayah itu. Arab Saudi menemukan ladang minyak terbesar di dunia, tapi 70% dari minyaknya terletak di wilayah mayoritas Shia di pantai Teluk. Ini membuat keluarga kerajaan Saudi takut akan kemungkinan bahwa Shia dengan dibantu Iran (dan sekarang Irak) akan kuat dan merampas ladang-ladang minyak dari mereka.

Baqir Solagh, mantan menteri dalam negeri dan sekarang menteri keuangan Irak, tahun lalu menuduh Arab Saudi melanggar hak asasi Kaum Shia di wilayah timur dan menuntut keadilan. Ini menyebabkan kegelisahan di Riyadh. Tak lama setelah itu, saudara sang menteri diculik, dan dia menyebut ini balas dendam Saudi. Benar atau tidak, ini menjelaskan seberapa besarnya ketegangan Sunni – Shia terhadap minyak.

Kejadian-kejadian di Lebanon semakin mengkhawatirkan Saudi. Hezbollah, partai Kaum Shia di Lebanon telah memperoleh kendali de facto di bagian selatan negeri itu. Hezbollah dipersenjatai oleh Iran dan terlalu kuat bagi pemerintah Lebanon untuk melucutinya. Hezbollah berperang dengan Israel pada bulan Juli dan Agustus dan terlihat jelas telah menang, dan inilah pertamakalinya tentara Israel kalah perang. Roket-roket Hezbollah telah membunuh lebih dari 100 tentara Israel, dan mengklaim masih ada 20.000 roket cadangan.

Hezbollah telah menjadi pahlawan bagi Kaum muslim diseluruh Timur Tengah, bahkan bagi Kaum Sunni. Hal ini mencemaskan pemimpin-pemimpin Sunni. Antagonisme Sunni-Shia telah lama diandalkan untuk mencegah akal bulus Iran. Jika Iran dan Hezbollah memperoleh status heroik dikalangan umat muslim di wilayah Teluk, para pemimpin Sunni takut kehilangan otoritas mereka dan mungkin juga ladang minyak mereka.

Banyak Geolog yakin bahwa produksi minyak global sudah mencapai klimaks, dan setelah itu akan menurun dan menyebabkan harga minyak meningkat tajam. Salah satu akademisi Amerika, Amy Jaffe dari Baker Institute , berteori bahwa Arab Saudi mungkin berusaha membuat Iran frustasi dengan meningkatkan produksi minyak secara tajam untuk tujuan kemerosotan harga. Arab Saudi memiliki surplus perdagangan yang sangat besar dan dapat mengabaikan harga minyak yang rendah, namun harga minyak rendah akan mengubah surplus perdagangan Iran menjadi defisit, sekaligus menciptakan masalah baru bagi negara yang sudah menghadapi pembatasan bantuan perbankan dan keuangan internasional.
Saya meragukan bahwa paranoid Saudi terhadap Iran akan sampai ketaraf seekstrim itu. Kenyataannya para akademisi berpendapat mengenai dampak ketegangan Sunni-Shia karena minyak menunjukkan bahwa masa depan harga minyak akan banyak ditentukan oleh faktor geopolitik, bukan hanya faktor geologi.

Free Translated from Swaminomics’ Swaminathan S A A- Sunday Times of India,Oct 1, 2006.
S#9 AN Khosla Bhawan, IIT Roorkee, Roorkee – India, Oct 3,2006.
.

Read more!

TIPS dan TUTORIAL MEMBUAT BLOG BAGI PEMULA

•[1]Membuat Blog   •[2]Cara Praktis Promosi Blog (1)   •[3]Cara Praktis Promosi Blog (2)   •[4]Beasiswa Google Adsense   •[5]Kiat Membuat Abstraksi di Blogspot   •[6]Arsip Pull-Down   •[7]Permasalahan Posting Abstraksi   •[8]Pasang Foto di Profile Blogspot    •[9]Memaksimalkan Kerja Blogger   •[10]Membuat Link di Posting & Window Baru   •[11]Aksesoris Blog •[12]Apa itu Feed, RSS dan XML? •[13]Technorati: Direktori blog, Tag & Bookmark Online •[14]Supaya Di-Index Google: Google Sitemaps •[15]Mengapa Juwono Sudarsono nge-Blog •[16]Cara Daftar Google AdSense •[17]Google AdSense Referral •[18]Aggregator Blog Indonesia •[19]Membuat Link di Sidebar •[20]Membuat Menu Pull-Down di Sidebar •[21]Blogger Versi Baru (BETA) •[22]Mengapa Blog Melorot •[23]Daftar Iklan Adbrite •[24]Cara Membuat Marquee •[25]Tip Menulis di Blog •[26]Cara Pasang Kode HTML/Javascript di Blogger Beta •[27]Pasang "Recent Comments" di Sidebar


TIPS MENULIS DI MEDIA:

•[1]Daftar Alamat Email Media Koran    •[2]Bagaimana Memulai Menulis?    •[3]Meresapi Gaya Orang Menulis    •[4]Membina Hubungan dengan Media   •[5]Basis dan Topik Artikel   •[6]Biodata Penulis dan Honor Tulisan •[7]Nulis Buku, Pak Dosen! •[8]Menulis Surat Pembaca •[9]Menulis Artikel Bahasa Inggris


BLOG MAHASISWA & MASYARAKAT INDONESIA DI INDIA

Abdullah Elwazeen  • A. Fatih Syuhud  • Ahmad Qisai   • Aila El Edroos  • Dudi Rahman  • Fadlan Achadan  • Hasbi Assidiqi  • Hery Martono  • Irwansyah Yahya  • Joni Rahalsyah Putra  • Julkifli Marbun  • Jusman Masga  • Khairurrazi   • Lily Mumbai  • Lisa Cochin  • Lukman Nul Hakim  • Mario  • Muhammad Ikhsan   • Mujazin   • Mukhlis Zamzami Chaniago  • Nasha Nadeera Cochin  • Pan Mohamad Faiz  • Purwarno Hadinata  • Putu Widyastuti Rudolf  • Rahmanita   • Rini Ekayati  • Rizqon Khamami  • Saifullah Hayati Nur  • Tasar Karimuddin  • Tylla Subijantoro  • Uci Mumbai  • Umi Kalsum  • YASER AMRI  • Yunita Ramadhana  • Zamhasari Jamil  • Zulfitri  • zulfikar karimuddin 


Insightful Blogger:

A Better World for All: Nadirsyah Hosen    • Agusti Anwar: Opinion Counts    • Ahmad Qisai: Politics and Society   • Eva Muchtar: Pilgrim of Life   • Gus Dur - KH Abdurrahman Wahid   • Hermawan Kartajaya re:thinking marketing   • Indonesia Anonymus    • Indonesia Today by Yosef Ardi   • Jennie S. Bev Author Professor Consultant   • Juwono Sudarsono   • Martin Manurung   • Ong Hock Chuan    • Paras Indonesia    • Sarapan Ekonomi | Indonesia's Economy   • saya--My Philosophy   • WIMAR WITOELAR: Perspektif Orang Biasa   


Global Blog Directory:

Who links to me?  •Global Voices   •Kinja Blogger Indonesia   •Kinja Beasiswa Indonesia   •Blogdigger

Kinja, the weblog guide